Monday, November 7, 2022

Koneksi Antar Materi Modul 1.1 Dasar-dasar Pemikiran Ki Hajar Dewantara

 


Pendidikan menurut ki hajar dewantara adalah tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak. Pendidikan itu menuntun segala kodrat yang dimiliki anak baik kodrat alam maupun kodrat zaman agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai manusia mandiri maupun masyarakat. Dari pengertian diatas  bahwa pendidikan menurut ki hajar dewantara ada beberapa penjabaran yang  dapat saya rangkum ada 5 hal utama  yaitu: 

 Pendidikan yang menuntun

Pendidikan yang sesuai dengan kodrat anak

Penddikan diibaratkan petani

 Pendidikan budi bekerti

Pendidkan yang berhamba pada anak

Pandangan awal terhadap siswa sebelum mempelajari modul 1.1 dalam pembelajaran yang saya lakukan di sekolah siswa adalah objek bagi saya sebagai seorang guru yang harus diberikan perlakuan  khusus dan memandang bahwa yang saya lakukan itu adalah kebaikan bagi mereka karena berdasarkan pengalaman – pengalaman mengajar sebelum dapat diambil kesimpulan semua siswa sama saja. Jika saya berikan pembelajaran seperti ini pasti semua siswa bisa dan akan paham apa yang saya sampaikan.  Pendidikan yang saya sampaikan harapannya akan selalu dikenang dan menjadi hal yang bermanfaat bagi mereka di masa mendatang. Dalam mendampingi siswa saya merasa puas dengan apa yang telah saya lakukan selama ini, meskipun ada yang belum bisa dalam pembelajaan saya anggap tidak mengapa hanya satu dua orang tidak akan mempengaruhi apapun ke depannya nanti.

Berkaitan dengan Kriteria ketuntasan minimal yang selama ini ada saya berpikirnya KKM ini akan membatasi gerak dari pada seorang guru karena dalam mengajar pastinya akan mengejar KKM yang ada dan mengejar materi yang ada sementara siswa diajak berlari ya tidak bisa karena pembelajaran adalah proses yang panjang jika dalam mengajar seorang guru semacam berlari lalu apa yang akan didapatkan siswa. Meskipun demikian saya masih menjalankan apa yang saya sampaikan di atas namun tidak secepat kilat. Dalam hal pembelajaran saya percaya bahwa semakin banyak mereka berlatih akan semakin memunculkan keberaniam baru dalam diri mereka, saya menekan kan untuk anak-anak mencoba menyampaikan pendapat pada kelas saya, setiap pembelajaran pasti saya berikan kesempatan untuk berpendapat diantara teman-teman mereka.

Refleksi pembelajaran, sesuatu hal yang kecil namun sangat berarti bagi pembelajaran yang dilaksanakan seorang guru jarang untuk saya lakukan. Padahal jelas – jelas dari kegiatan tersebut saya dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa, apakah pembelajaran yang saya lakukan sudah diterima dengan baik oleh siswa, apakah ada yang kurang dari pembelajaran saya. Mungkin karena memang orientasi yang tertanam pada diri saya bahwa siswa harus menyelesaikan materi dan setiap waktu yang ada saya laksanakan untuk memberikan materi kepada siswa, sehingga saya tidak memperhatikan hal sekecil itu.

Perubahan yang terpikirkan setelah mempelajari modul 1.1 adalah orientasi pendidikan yang saya lakukan adalah siswa saya. Siswa tidak hanya sebagai objek saja namun mereka dapat bertindak sebagai subjek untuk menentukan seperti apa pembelajaran yang diinginkan, kegiatan apa yang akan dilakukan sehingga menimbulkan semangat mereka dalam belajar. Ketika siswa menjadi subjek maka tugas guru adalah menjadi fasilitator sehingga apa yang akan dilakukan subjek dalam mencapai tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan bantuan guru menyiapkan segala sesuatunya dan tentunya dapat terarah. Guru memerdekakan siswa dalam belajar namun tetap diberikan panduan panduan agar siswa tidak salah arah.Siswa pastinya memiliki sifat -sifat bawaan baik dari keluarga maupun dari lingkungan yang akan mereka bawa ke sekolah. Guru tidak dapat menolak sifat-sifat tersebut dan sebuah kemustahilan jika guru menyampaikan disini kamu tidak diterima. Guru harus berusaha semaksimalnya berdamai dengan sifat -sifat tersebut dan berusaha menutupi dengan sifat – sifat yang baik, ingat hanya menutupi saja. Hal ini sesuai dengan pemikiran KHD bahwa siswa mempunyai garis samar yang dapat guru lakukan adalah menebalkan garis samar tersebut, jika gari samar yang ada adalah perbuatan yang tidak baik maka jelas guru akan menebalkan dengan perilaku yang baik.

Pendidikan adalah proses menuntun dalam menuntun seorang guru diharapkan mempunya kesabaran yang tinggi, sabar untuk menunggu siswa berjalan, sabar dalam mendampingi siswa berlari. Karena dalam melaksanakan pendidikan kodrat anak tentunya berbeda-beda sehingga guru tidak boleh lelah ataupun putus asa dalam mendampingi siswa. Jangan menganggap apa yang kita lakukan itu sudah luar biasa sekali, dalam bahasa jawanya “peng-pengan” atau istilah lain merasa paling berjasa dalam memberikan pembelajaran pada siswa, karena jika kita sudah merasa berjasa maka dalam pembelajaran yang kita lakukan maksimalnya ya hanya seperti itu. Dalam pendidikan seorang guru haruslah mempunya effort yang lebih, lebih dan terus lebih. Potensi dan bakat anak adalah hal yang mutlak untuk saya kembangkan, namun dalam menemukan potensi dan bakat siswa ini yang menjadi kendala, karena bakat dan potensi siswa tidak serta merta kelihatan dari satu atau dua kali pengamatan. Guru haruslah jeli dan mendalami materi dalam menemukan potensi dan bakat siswa.

Kecakapan abad 21 harus kita tanamkan kepada siswa yang saya ajar karena memang kecakapan abad 21 adalah bentuk kodrat zaman pada saat ini. Ditolak sekuat apapun kodrat zaman ini akan terus berkembang untuk mempersiapkan hal tersebut maka kecakapan abad 21 wajib hukumnya kita biasakan kepada siswa saya. Hal tersebut bertujuan agar siswa mampu mandiri dalam menghadapi kehidupan setelah sekolah. Pemberdayaan teknologi dalam pembelajaran mulai saya kenalkan kepada siswa saya saat ini agar mereka tidak ketinggalan dalam memanfaatkan teknologi untuk penghidupan yang lebih baik, karena kita tahu teknologi ibarat dua mata pisau memiliki sisi positif maupun sisi negatif. Sehingga guru juga memiliki tanggung jawab supaya siswa mendapatkan manfaat dari sisi positif perkembangan teknologi.

Perubahan yang dapat saya lakukan saat ini adalah memberikan pembelajaran yang sepenuhnya berpihak pada siswa dan tidak setengah-setengah karena mungkin saat ini yang saya lakukan baru setengah-setengah. Sehingga perlu kesungguhan hati untuk sepenuhnya memberikan pembelajaran yang berpihak pada siswa agar mendapatkan hasil maksimal dan dapat mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ki hajar dewantara secara kaffah.  Dalam hal penggunaan teknologi saya akan memberikan porsi yang lebih dalam pembelajaran yang memanfaatkan  teknologi yang ada serta membuat paduan paduan dasar agar siswa tidak terlalu mudah dalam mengambil materi dalam internet utamanya dan juga dapat memanfaatkan teknologi dengan maksimal. Kemudian merencakanan kegiatan pembiasaan yang dapat menguatkan karakter siswa kaitannya untuk menebalkan laku siswa dan untuk menutupi coretan samar siswa yang kurang baik. Dan melaksanakan refleksi pembelajaran secara penuh agar saya dapat mengetahui sejauh mana siswa belajar dan kekurangan apa yang dilakukan dalam pembelajaran. Sehingga pembelajaran yang selanjutnya akan dibuat lebih baik lagi.

Dari uraian yang saya sampaikan di atas dapat saya simpulkan bahwa pendidikan memang haruslah menuntun siswa bukan memaksakan kehendak guru kepada siswanya. Pendidikan harusnya bisa lebih memusatkan pembelajaran pada minat dan bakat siswa sehingga  mereka mampu memaksimalkan apa yang sudah ada dalam diri siswa untuk menyambut keselamatan dan kebahagiaan dalam hidupnya baik sebagai individu maupun masyarakat. Dan yang tidak kalah penting adalah penanaman karakter atau budi pekerti dalam pendidikan yang saat ini dilakukan agar siswa tidak kehilangan arah disaat menyesuaikan diri dengan kodrat zaman yang semakin berkembang dan terus berkembang. Sehingga mereka akan benar benar – benar menjadi seseorang yang selamat dan bahagia.


No comments:

Post a Comment